Kamis, 16 Agustus 2018

TEKNOLOGI KULTIVASI MIKROLAGA

6.1 Teknologi Kultivasi Massal Mikroalga
            Mikroorganisme fotosintetik memainkan peran penting dalam konversi energy matahari menjadi energy kimia. Konversi melalui fotosintesis adalah proses alternative yang efisien yang digunakan di beberapa bidang industri. Biomassa alga secara historis berperan sebagai pupuk dan sumber makanan bagi manusia dan hewan untuk penggolongan sekunder air limbah, dan  bioremediasi.
            Pengembangan sistem kultur yang efisien diperlukan untuk produksi masal alga dan aplikasi mikroalga dalam industri. Laju pertumbuhan dan hasil biomassa maksimum strain mikroalga dipengaruhi oleh parameter kultur (cahaya, suhu, dan pH) dan status gizi (CO2, Nitrogen, dan konsentrasi fosfat).
6.2 Sistem Kultur Terbuka
Sistem kultur terbuka merupakan metode kultivasi alga yang paling sederhana dengan menawarkan keuntungan dalam hal biaya kontruksi yang rendah yang kemudahan pengoprasisannya. Sistem kultur terbuka memerlukan luas permukaan yang besar dan kedalam yang dangkal (sekitar 12-15 cm) untuk meningkatkan penetrasi cahaya. Selanjutnya agitasi kultur mencegah sel-sel tenggelam ke bawah dan memfasilitasi pertumbuhan sel yang efisien dengan sinar matahari. Sistem kultur terbuka mudah dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Sebagi contoh, hujan mengencerkan salinitas, menyebabkan kontaminasi. Sistem kultur terbuka luar ruangan dipilih terutama untuk prosukdi sumber makanan dalam akuakultur. Namun demikian, beberapa alga yang memproduksi bahan kimia yang berguna membutuhkan kondisi yang lebih terbatas untuk pertumbuhan yang efisien dan untuk prosuksi metabolit.
6.3 Fotobioreaktor (Sistem Kultur Tertutup).
         Sistem tertutup diharapkan bisa mengatasi kelemahan sistem kultur terbuka, dan beberapa jenis fotobioreaktor telah dirancang. Diatom mikroalga yang memproduksi EPA telah di kultur pada berbagai skala dalam fotobiorekator.
        Produktifitas fotobioreaktor ditentukkan oleh cara mengatur cahaya di dalam bioreactor, selain mengatur cahaya, akumulasi oksigen dan tegangan geser membatasi produktifitas dalam desain tertentu. Suatu masalah dalam sitem tertutup adaah kerusakan fotooksidatif pada sel akibat akumulasi oksigen terlarut yang dihasilkan oleh fotosintesis selama periode cahaya. Dalam sistem terbuka, oksigen yang dikeluarkan berdifusi dengan mudah keatmosfer. Sebaliknya, karena oksigen tidak bisa keluar dari reactor tertutup, sistem penghilang gas kadang-kadang diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL MORFOLOGI TUMBUHAN (AKAR DAN BATANG)

Morfologi Tumbuhan Akar Bagian-bagian akar secara morfologi, yaitu: Collum , bagian yang bersambu...