6.1 Teknologi Kultivasi Massal Mikroalga
Mikroorganisme fotosintetik memainkan peran penting dalam
konversi energy matahari menjadi energy kimia. Konversi melalui fotosintesis
adalah proses alternative yang efisien yang digunakan di beberapa bidang
industri. Biomassa alga secara historis berperan sebagai pupuk dan sumber
makanan bagi manusia dan hewan untuk penggolongan sekunder air limbah, dan bioremediasi.
Pengembangan
sistem kultur yang efisien diperlukan untuk produksi masal alga dan aplikasi mikroalga
dalam industri. Laju pertumbuhan dan hasil biomassa maksimum strain mikroalga
dipengaruhi oleh parameter kultur (cahaya, suhu, dan pH) dan status gizi (CO2,
Nitrogen, dan konsentrasi fosfat).
6.2 Sistem Kultur Terbuka
Sistem
kultur terbuka merupakan metode kultivasi alga yang paling sederhana dengan
menawarkan keuntungan dalam hal biaya kontruksi yang rendah yang kemudahan
pengoprasisannya. Sistem kultur terbuka memerlukan luas permukaan yang besar
dan kedalam yang dangkal (sekitar 12-15 cm) untuk meningkatkan penetrasi
cahaya. Selanjutnya agitasi kultur mencegah sel-sel tenggelam ke bawah dan
memfasilitasi pertumbuhan sel yang efisien dengan sinar matahari. Sistem kultur terbuka mudah dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Sebagi contoh, hujan mengencerkan salinitas, menyebabkan kontaminasi. Sistem
kultur terbuka luar ruangan dipilih terutama untuk prosukdi sumber makanan
dalam akuakultur. Namun demikian, beberapa alga yang memproduksi bahan kimia
yang berguna membutuhkan kondisi yang lebih terbatas untuk pertumbuhan yang
efisien dan untuk prosuksi metabolit.
6.3 Fotobioreaktor (Sistem Kultur Tertutup).
Sistem tertutup diharapkan
bisa mengatasi kelemahan sistem kultur terbuka, dan beberapa jenis
fotobioreaktor telah dirancang. Diatom mikroalga yang memproduksi EPA telah di
kultur pada berbagai skala dalam fotobiorekator.
Produktifitas fotobioreaktor ditentukkan oleh cara mengatur cahaya di dalam bioreactor,
selain mengatur cahaya, akumulasi oksigen dan tegangan geser membatasi
produktifitas dalam desain tertentu. Suatu masalah dalam sitem tertutup adaah
kerusakan fotooksidatif pada sel akibat akumulasi oksigen terlarut yang
dihasilkan oleh fotosintesis selama periode cahaya. Dalam sistem terbuka,
oksigen yang dikeluarkan berdifusi dengan mudah keatmosfer. Sebaliknya, karena
oksigen tidak bisa keluar dari reactor tertutup, sistem penghilang gas
kadang-kadang diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar