Jumat, 31 Agustus 2018

Perantau Nekat

27 Agustus 2018 Perjalanan Perdana dari Makassar ke Medan transitnya di Jakarta. Makassar ke Jakarta take off nya 06.10, sampainya 07.20, kirain perjalanan sejam ternyata 2 jam. Ada waktu 2 jam lebih di Jakarta sebelum check in niatnya ingin ke Asian Games setidaknya foto saja, tapi 
10.35 take off lagi tujuan Kualanamu Medan dan dapat teman baru (bahasa Batak "dapat kawan baru"), dia orang Nias yang kuliah di Jakarta. Kata awak kabin nya cuaca buruk, dan semua bergetar selama perjalanan serasa perjalanan sangat jauh (bahasa Batak "Jauh kali")☺.
Pukul 15.00 kami di jemput oleh pihak USU diantar ke Asrama, jadi saat ini aku tinggal di Asrama Putri USU jalan Universitas.
Nekat memang, jadi perantau itu susah, berat karena ada Rindu.

Mahasiswa Biologi Unhas ikut Program Permata 2018

Aku gak tau tahun sebelumnya, tapi tahun 2018 ini ada 2 mahasiwa Biologi Unhas yang mengikuti Program Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata). Keduanya Biologi 2015 Unhas dan bagian dari Bioclemat15, yaitu saya Nurhidayah Haruna di USU dan Agusrahman Ekaputra Abas di Unsoed
Aku berangkat 27 Agustus kemarin, kalau bahasa Batak bilangnya "Aku berangkat 27 Agustus semalam" 😍.
Perbedaan antara Biologi Unhas, USU dan Unsoed tentu tidak bisa aku jelaskan mendetail. Satu hal yang aku tahu bahwa Biologi Unhas dan USU ada di Fakultas MIPA sedangkan Biologi Unsoed ada di Fakultas Biologi.
Sebagai Mahasiswa Biologi harusnya sebelum memilih Universitas tujuan Permata aku udah cari tau Biologi dari ke empat Universitas pilihan. Tapi, mungkin karena tujuan dari awal bukan ingin mengenal Biologi di kampus lain melainkan mengenal sudut lain dari Indonesia sehingga aku memilih USU yang berlokasi di Medan, Sumatera Utara. Kapan lagi aku bisa menginjakkan kaki di Pulau paling Barat Indonesia kalau bukan di kesempatan ini???
Satu hal lagi, USU setauku adalah Universitas terbesar di Pulau Sumatera, begitupula Unhas adalah Universitas terbesar di Pulau Sulawesi, aku ingin merasakan jadi Mahasiswa di Kampus terbesar di Sumatera. Beneran pemikiran perantau nekat.
Merantau itu lelah, terlupakan dan butuh keberanian.
Mungkin aku bukanlah Mahasiswa Biologi sejati yang ingin mencari ilmu Biologi lebih luas, bukan pula mahasiswa yang hanya ingin jalan-jalan (karena jadi perantau itu menyedihkan). Tapi mungkin aku hanyalah anak bangsa, yang berstatus mahasiswa Biologi Unhas dan dapat rezeki numpang studi di Biologi USU.
Selebihnya, biarlah menjadi hari yang berharga di perantauan.

Student Exchange, Bagaimana yah seorang calon peneliti Biologi ikut Program Pertukaran Mahasiswa?

Saat ada sebuah program dan kalian mau ikutan, langsung aja urus berkas dengan percaya diri. Mungkin itulah yang aku lakukan untuk bisa lulus Program Pertukaran Mahasiswa Nusantara (Permata) 2018 ini. Setiap orang punya ceritanya masing-masing, dan aku adalah mahasiswa tingkat akhir di Biologi Unhas ikut Permata 2018 untuk dapat pengalaman. Orang bilang ikut program seperti ini akan memperlama masa kuliah. Hal inilah yang menjadi pertimbangan terberatku, semakin aku menikmati status sebagai Mahasiswa, umur orang tuaku juga bertambah. Aku ingin segera membuat beliau tersenyum ketika aku memakai toga dan segera membalas jasa beliau dengan bekerja.
Sebagai Mahasiswa, aku berpikir pengalaman lebih utama agar kinerja bisa lebih baik setelah mendapat tambahan title nanti. Aku ikut Pertukaran Mahasiswa tahun 2018 ini di Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Sumatera Utara (USU).
3 tahun sebagai Mahasiswa Biologi Unhas tentu sudah membuat aku tau kehidupan calon peneliti Biologi Unhas seperti apa. Akupun sudah merencanakan penelitian untuk penyelesaian S1 ku di Unhas. Belum memulai, aku harus mengurungkan dulu sambil harus mencari tau Biologi di Universitas lain kayak apa. Orientasi penelitian di tempat lain mengarah kemana, biar bisa menjadi pertimbangan aku dalam memilih fokus penelitian. Agar penelitian aku nantinya bisa terus aku lanjut dan bermanfaat bagi masyarakat yang telah membuat aku bisa kuliah 😇 (sungguh).
Program Permata 2018 itu memiliki tujuan agar pesertanya lebih mengenal budaya, dan akupun lebih tertarik mempelajari budaya dari Sumatera khususnya Sumatera Utara ini dibanding fokus pada penyelesaian S1.
Sekejap akupun lupa akan tugas akhir akibat hafalan kosa kata cara bercakap orang Batak 😅.
Begitulah perantau nekat!!!
Aku adalah Calon Peneliti Biologi
Aku harus ingat identitasku, jangan hanya fokus pada jalan-jalan.
Tapi, begitulah manusia. Nampaknya jalan-jalan akan menjadi tujuan utama dari Perantauan ini.
Satu semester mungkin adalah waktu yang begitu singkat untuk menyelesaikan Proposal penelitian, tapi aku harus bisa karena aku seorang calon Peneliti Biologi.


Kamis, 16 Agustus 2018

TEKNOLOGI KULTIVASI MIKROLAGA

6.1 Teknologi Kultivasi Massal Mikroalga
            Mikroorganisme fotosintetik memainkan peran penting dalam konversi energy matahari menjadi energy kimia. Konversi melalui fotosintesis adalah proses alternative yang efisien yang digunakan di beberapa bidang industri. Biomassa alga secara historis berperan sebagai pupuk dan sumber makanan bagi manusia dan hewan untuk penggolongan sekunder air limbah, dan  bioremediasi.
            Pengembangan sistem kultur yang efisien diperlukan untuk produksi masal alga dan aplikasi mikroalga dalam industri. Laju pertumbuhan dan hasil biomassa maksimum strain mikroalga dipengaruhi oleh parameter kultur (cahaya, suhu, dan pH) dan status gizi (CO2, Nitrogen, dan konsentrasi fosfat).
6.2 Sistem Kultur Terbuka
Sistem kultur terbuka merupakan metode kultivasi alga yang paling sederhana dengan menawarkan keuntungan dalam hal biaya kontruksi yang rendah yang kemudahan pengoprasisannya. Sistem kultur terbuka memerlukan luas permukaan yang besar dan kedalam yang dangkal (sekitar 12-15 cm) untuk meningkatkan penetrasi cahaya. Selanjutnya agitasi kultur mencegah sel-sel tenggelam ke bawah dan memfasilitasi pertumbuhan sel yang efisien dengan sinar matahari. Sistem kultur terbuka mudah dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Sebagi contoh, hujan mengencerkan salinitas, menyebabkan kontaminasi. Sistem kultur terbuka luar ruangan dipilih terutama untuk prosukdi sumber makanan dalam akuakultur. Namun demikian, beberapa alga yang memproduksi bahan kimia yang berguna membutuhkan kondisi yang lebih terbatas untuk pertumbuhan yang efisien dan untuk prosuksi metabolit.
6.3 Fotobioreaktor (Sistem Kultur Tertutup).
         Sistem tertutup diharapkan bisa mengatasi kelemahan sistem kultur terbuka, dan beberapa jenis fotobioreaktor telah dirancang. Diatom mikroalga yang memproduksi EPA telah di kultur pada berbagai skala dalam fotobiorekator.
        Produktifitas fotobioreaktor ditentukkan oleh cara mengatur cahaya di dalam bioreactor, selain mengatur cahaya, akumulasi oksigen dan tegangan geser membatasi produktifitas dalam desain tertentu. Suatu masalah dalam sitem tertutup adaah kerusakan fotooksidatif pada sel akibat akumulasi oksigen terlarut yang dihasilkan oleh fotosintesis selama periode cahaya. Dalam sistem terbuka, oksigen yang dikeluarkan berdifusi dengan mudah keatmosfer. Sebaliknya, karena oksigen tidak bisa keluar dari reactor tertutup, sistem penghilang gas kadang-kadang diperlukan.

METABOLIT AKTIF ALGA

5.1 Metabolit Sekunder Alga
Telah banyak dilakukan penelitian tentang senyawa metabolit dari alga. Laporan-laporan yang tersedia, yang berkaitan dengan asam amino dari alga laut, turunan guanidine, zat-zat fenolik, bioluminisens, karotenoid, diterpenoid, biosintesis metabolit, indola, polimer bioaktif, dan senyawa-senyawa terhalogenasi.

5.2 Metabolit Bioaktif
            Secara kimiawi, metabolik bioaktif pada flora laut termasuk fenol terbrominasi, oksigen heterosiklik, nitrogen heterosiklik, sulfur nitrogen heterosiklik, sterol, terpenoid, polisakarida, peptide dan protein. Aktivitas kimia dan biologis dari senyawa yang terisolasi telah diterima.
1. Fenol Terbrominasi
Alga hijau, cokelat dan merah telah banyak dianalisis untuk mengetahui aktifitas antibakteri dan antijamurnya. Aktifitas anti alganya menunjukkan bahwa zat ini mungkin memainkan peran dalam regulasi epifit dan endofit. Fenol bromo dapat di biosintesis.
2.  Oksigen Heterosiklik Terbrominasi
Alga merah Laurencia sp. telah menghasilkan beragam produk alami, yaitu oksigen heterosiklik terbrominasi yang masing-masing disebut Laurencin dan laureatin.
3. Nitrogen Heterosiklik
Alga laut telah menghasilkan nitrogen yang mengandung senyawa heterosiklik. Di anataranya, senyawa yang paling menarik adalah asam domoat dan asam kainat. Asam domoat menunjukkan asktivitas anticacing yang nyata tanpa efek samping yang teramati.
4.  Asam Kainat
Asam α-allo-kainat ditemukan memiliki aktivitas anticacing yang jauh lebih kecil. Beberapa sediaan asam kainat telah tersedia di pasaran, termasuk ‘Digenin’ dan ‘Helminal’.
5. Derivatif Guanidina
Plankton laut Gonyaulax catenella memiliki kandungan toksin yang tinggi yang disebut saxitoksin.
6.  Derivat Fenazine
Alga laut Caulerpa lamourouxii mengandung senyawa caulerpin. Caulerpin dapat menyebabkan tindakan anestesi ringan ketika ditempatkan dalam mult, yang mengakibatkan mati rasa pada bibir dan lidah.
7. Asam Amino dan Amina
Ekstrak alga laut Laminaria angustata dan Chondria armata dilaporkan mengandung agen dengan sifat hipotensif dan sifat farmakologis lainnya. Laminina, asam amino basa yang serupa dengan kolina yang diisolasi dari sejumlah alga laut.
8. Sterol
Alga merah mengandung sebagian besar senyawa sterol
9. Polisakarida Tersulfasi
          Polisakarida tersulfasi yang diperleh dari rumput laut adalah produk yang paling penting secara ekonomi Karena penggunaannya yang luas dalam bidang makanan dan minuman. Setiap kelas alga memiliki polisakarida tersulfasi yang berbeda. Asam alginate merupakan polisakarida yang diperoleeh dari rumput laut cokelat. Alga merah merupakan sumber agar dan agarose, dan laminarin

5.3 Mikroalga
Mikroalga mewakili sekelompok mikroorganisme bersel tungga yang umumnya tumbuh secara autotrofik menggunakan CO2 sebagai satu-satunya sumber karbon dan  cahaya sebagai energy. Terdapat lebih dari 50.000 species mekroalga yang berbeda, hanya beberapa yang telah diketahui sifat-sifatnya. Mikroalga mewakili sumber daya besar yang belum termanfaatkan, dengan potensi genetic untuk agen bioaktif dan zat-zat biokimia yang berharga.

5.4  Biosintesis Metabolit Alga
           Alga dapat dibagi menjadi 2 jenis utama. Makroalga yang tumbuh di zona pasir dan mikroalga yang terdapat dihabitat bentik maupunyang habitat pasir dan juga diseluruh perairan laut sebagai fitoplankton. Alaga laut telah dilengkapi dengan berbagai metabolit bioaktif.
1. Saxitoksin dan Senyawa Terkait
Asal usul saxitoksin yang tidak diketahui secara pasti. Beberapa pervcaya bahwa toksin Ini hasil dari kontaminan bakteri dalam dinoflagellata. Shimizu telah menunjukkan bahwa toksisitas merupakan merupaka karakter yang melekat pada masing-masing ini.
2. Brevetoksin
3. Tetrodotoksin
Adalah senyawa yang sagat toksik (beracun) yang telah diisolasi dari berbagai organisme laut, termasuk ikan buntal, kadar air dan gutita cincin biru.
4. Sterol
Sterol memaminkan peran konci dalam lingkungan laut karena alga berada di bawah rantai makanan. Sterol utama alga hijau biru adalah stigmasterol.

5.5 Metabolit Dari Makroalga
          Anggota Phaeophyta merupakan sumber yang kaya akan karbohidrat berberat molekul rendah, yang disukai untuk kepentingan komersial dan kemotaksonomik. Metabolit terpolihidroksilasi juga merupakan substrat yang penting untuk respirasi dan di seintesis oelh jalur C3

PRODUKSI SENYAWA KIMIA MIKROALGA PERAIRAN

4.1. CYANOBACTERIA
          Cyanobacteria adalah prokariota fotosintetik oksigenik yang menunjukkan keragaman besar dalam morfologi, fisiologi,ekologi, biokimia, dan karakteristik lainnya. Saat ini, lebih dari 2000 species telah dikenali, yang mencakup dua perlima dari species bakteri yang diketahui (5000 species). Variasi tersebut mempersulit estimasi keanekaragaman spesies.
4.2 RHODOPHYTA
            Rodophyta, atau alga merah, mengandung klorofil a, karotenoid, dan fikobiliprotein. Warna merahnya adalah karena adanya fikoertirin di bagian terluar fikobilisome, sementara daerah lain pada alga terlihat biru-hijau karena tidak adanya fikoertirin. Rodophyta bersifat uniselular, atau tersusun dari agregat filamentosayang sederhana atau kompleks. Sel-sel berflagella belum teramtai. Makroalga merah  umumnya menghuni zona tropis dan subtropics  di dekat pantai. Sekitar 600 genera dan 5500 spesies telah dikenali. Sebagian besar diantaranya 98% adalah spesies makroalga laut.
4.3 CHLOROPHYTA
            Sel-sel chlorophyta berwarna hijau karena danya klororfil a dan b, pigmen fotosintesis dominan yang sama dengan pigmen pada tumbuhan darat. Beberapa alga menunjukkan warna hijau kekuningan atau merah hijau karena adanya sejumlah karotenoid seprti ß-karotena, prasinoxantin, sifonaxantin, dan astaxantin.
 4.4. CRYPTOPHYTA
            Cryptophyta adalah cryptmonad uniselular berflagela dengan 12 sampai 23 genera yang terdiri dari 200 spesies. Beberapa spesies heterotroph tidak berwarna, namun sebagian besar memiliki berbagai plastid berwarna dengan klorofil a dan c, karotenoid, dan fikobiliprotein.
4.5. HETEROKONTOPHYTA
            Kelompok alga ini yang paling umum bergam dengan potensi komersial dan bioteknologi yang besar. Ukuranya berbagai macam, mulai dari mikroskopik uniselular hingga rumput laut raksasa dengan rata-rata beberapa meter. Mikroalga ini banyak digunakan sebagai pakan dalam budidaya perairan atau akuakultur.
4.6. DINOPHYTA
            Dinophyta termasuk dinoflagellata, kebanyakan uniselular dengan dua flagel berbeda. Organisme dalam filum ini memiliki keragaman morfologis yang luar biasa termasuk nonflagellata amoeboid. Sekitar setengah dari spesies yang dieknal adalh heterotroph berwarna.
4.7. HAPTOPHYTA
            Filum dalam kelompok ini adalah sekelompok flagellate uniselular yang ditandai dengan adanya haptonema tidak jelas, meskipun kadang-kadang berfungsi sebagai jaring pengangkap umpan, sebagai reaksi penghindaran melalui gerakan melingkar dan recoiling, dan sebagai organ lampiran pada permukaan.
4.8.  EUGLENOPHYTA
             Euglenophyta adalah organisme uniselular dengan dua flagella pantonematik yang timbul dari bagian bawah invaginasi berbentuk labu yang disbeut tenggorokan. Beberapa memiliki tahapan dengan koloni atau diselubungi dalam sebuah kapsul mucilaginosa.

KIMIA ALGA

3.1 Kimia produk alami dari Rhodophyta
            Alga merah mencakup terutama turunan isoprenoid dan asetogenin bersama dengan beberapa asam amino dan astegonin, bersama dengan beberapa asam amino, shikimate, dan turunan asam nukleat. Yang membedakan alga merah dan alga lainnya adalah bahwa alga merah merupakan produsen yang mengagumkan untuk senyawa terhalogenasi dengan lebih dari 90% senyawa tersebut di laporkan mengandung bromin atau klorin.
         Terpena yang lebih tinggi pada Rhodophyta sangat terbatas pada Laurencia dengan beberapa pengecualian. Diterpena terutama monobrinated polycyles seperti irieol sedangakan triterpena adalah polieter yang paling banyak dialam seperti callacladol. Kenyataannya diantara semua keluarga  Rhodophyta terpena polyhalogenated yang lebih tinggui jarang ditemukan di wakili oleh beberapa lusin dibromominated Laurencia polycyles. Sasterpena tidak terwakili dalam Rhodophyta.
3.2 Kimia produk alami dari Phaophyta
          Senyawa- senyawa yang khas dari alga coklat ini termasuk diterpena, florotanin dan asetogenin C11 kecil, semua dengan halogenasi yang sangat sedikit. Florotanin adalah senyawa niche yang sejati dari alga coklat sering mencapai 10%-20% dari berat kering. Alga coklat berasal dari genus tunggal Dictyota yang telah mengelaborasi terpena yang sangat kaya (>250). Diterpena mendominasi kimia Dictyota dan biasany berupa di- dan trisiklik seperti yang terlihatdalam dictyol- E, amijol dan dictyoxetane.  
3.3 Kimia produk alami dari Chlorophyta
            Dari semua makroalga, alga hijau adalah produsen alami yang paling tidak produktif dengan kurang dari 300 senyawa yang dikenal hanya segelintir metabolik sekunder baru yang di laporkan dsetipa tahun. Alga hijau ari laut di ketahui menghasilkan senyawa yang mirip dengan senyawa yang berasal dari alga merah terutama diterpenoid dan seskueterpenoid yang terfungsionalisasi tapi kurang senyawa alga merah yang terhalogenisasi secara meluas. Kima yang khas dari chlorophyta adalah kehadiran 1,4-diaseoksibutadiena ester dienolat yang ditemukan di banyak terpena alga hijau.
            Ester enolat ini disebut sebagai aldehida bertopeng karena dapat di hidrolisi secara enzimatik menjadi aldehida. Senyawa-senyawa tersebut kadang-kadang di temukan dalam keadaan aldehidanya seperti  halnya halimedatrial  dan Halimeda sp. Meskipun tidak lazim motif terpenoid lainnya telah di laporkan seperti notsikloertena triterpenoid dan Tydemania expeditionis.
3.4. Kimia produk alami dari Cyanobacteria dan Mikroalga
          Mikroalga mennghasilkan banyak produk alami yang kuat dalam bentuk polieter pilosiklik yang rumit suatu jenis poliketida. Polieter brevetoksin B yang seperti tangga  adalah wakil dari sejumlah racun tersebut yang meliputi ciguatoksin, yessotokssin, maitotoksin, asam gambieret dan azaspirasid.  Brevotoksin B salah satu agen penyebab keracunan pasang merah dapat di isolasi dari dinoflagellata hasil kultur Karenia brevis  yaitu berasal dari kerang yang mengakumulasikan racun pasang merah dari dinoflagellata yang merkaa makan.

MIKROALGA DAN MAKROALGA

2.1 Mikroalga
Penelitian mengenai mikroalga telah banyak dilakukan tidak hanya ada aspek fisiologis tetapi juga untuk mengembangkan produk dari biomaterial yang berguna. Mikroalga dikembangkan dalam produksinya untuk memanfaatkan dalam hal :
1)  Kemampuan mikroalga untuk mengubah CO2 menjadi bahan fotosintesis, dan
2)  Kemampuan mikroalga untuk tumbuh dalam lingkungan berkondisi anorganik.
1.      Flagellata
Flagelata (flagellate) adalah kelompok alga yang merupakan penyusun plankto, bersel tunggal, dan mempunyai inti sejati. Flagelata yang lebih tinggi tingkatannya memiliki dinding yang terdiri atas pectin, selulosa, dn zat-zat lainnya. Dinding ini masih sederhana, sehingga memudahkannya melayang di dalam air. Flagelata memiliki vakuola berdenyut dan kebanyakan jugasatu bintik merah seperti mata yang dinamakan stigma. Stigma ini terbentuk dari metamorphosis kromatoforanya atau sebagian kromatoforanya. Pada pembelahan sel selalu terbentuk stigma baru yang berwarna merah karena mengandung karotenoid.
Flagellate dibagi dalam beberapa bangsa brdasarkan warna kromatoforanya, jumlah dan susunan bulu cambuk, dan jenis zat-zat cadangannya. Bulu cambuk dan flagellata dapat sama panjang (isikon), dapat berbeda panjangnya (heterokon), atau hanya satu dan terletak kearah belakang (opsitokon).
2.      Diatomae
Diatomae atau Bacillariophyta adalah mikroorganisme (jasad renik) bersel satu yang masih berkerabat dekat dengan Flagellata. Bentuk selnya macam-macam, semuanya dapat dikembalikan kedua bentuk dasar yaitu bentuk bilateral dan yang sentrik. Sel diatomae mempunyai inti dan kromatofora berwarna kuning kecokelatan yang mengandung klorofil a, karoten,xantofil, dan karotenoid lainnya yang sangat menyerupai fikosantin. Beberapa jenis diatomae  tidak mempunya zat warna, dan hidup sebagai saprofit.
Diatomae dibagi dalam 2 bangsa, yaitu Centrales dan Pennales.
Bangsa Centrales, hidup dalam laut dan merupakan salah stu penyusun plankton. Panser berbentuk bulat dengan tonjolan yang radial atau konsentris.
Bangsa Pennales, sel-sel Pennales jorong memanjang, berbentuk batang, seperti perahu atau pahat, tonjolan-tonjolan pada panser tersuusn menyirip dan tengah-tengah panser terdapat celah membujur yang dinamakan dan ditengah-tengah panser terdapat celah membujur yang dinamakan rafe.
3.      Conjugate
Conjugate adalah alga yang berwarna hijau (mengandung klorofil a dan b), sel-selnya mempunyai satu inti dan dinding sel dari selulosa. Berlainan dengan Chlorophycae, alga ini tidak membentuk zoospora maupun gamet yang mempunyai bulu cambuk, oleh karena itu dinamakan juga Acontae.
Conjugate merupakan golongan alga dengan beraneka rupa bentuk yang sebagian besar hidup dalam air tawar. Ada yang bersel tunggal, ada yang merupakan koloni berbentuk benang yang tidak melekat pada sesuatu alas. Conjugate dikelompokkan menjadi dua bangsa yaitu bangsa Desmidiales dan bangsa Zygnematales.
4.      Charophyceae (characeae)
Charophyceae merupakan golongan yang terasing, baik kebawah maupun keatas. Menurut susuna talusnya, kelompok alga ini tergolong organisme yang lebih tinggi tingkat perkembangannya (pembiakan generatif dengan oogami, taka da pembiakan seksual).
5.       Chloropyceae
            Sel-sel alga hijau mempunyai kloroplas yang berwarna hijau, mengandung klorofil a dan b serta karotenoid. Pada kloroplas terdapat pirenoid, hasil asimilasi berupa tepung dan lemak

2.2. Makroalga
            Alga (ganggang) merupakan tumbuhan talus yang hidup di air, baik air tawar maupun air laut, atau setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang basah atau lembab. Zat warna dari  alga berupa fikoxianin (berwarna biru), fikoxanitn (berwarna pirang ), dan fikoeritrin (berwarna merah). Disamping itu juga terdapat zat-zat warna xantofil dan karotena.
1. Chlorophyceae
Caulerpa prolifera (suku Caulerpaceae) adalah alga hijau yang hidup di Laut Tengah. Talus bagian atas menyerupai daun dan besarnya sampai beberapa desimeter, berguna untuk asimilasi dan dinamkan assimilator. Bagian bawah terdiri atas suatu sumbu yang merayap, tidak berwarna, dan mengandung leukoamiplas. Pada kebanyakan Chloropyceae pembelahan reduksi terjadi pada perkecambahan zigot, jadi Chloropyceae adalah organisme haploid.
2. Phaeophyceae
Phaeophyceae adalah alga yang berwarna pirang. Dalam kromatofornya terkandung klorofil a, karotena, dan xantofil, tetapi terutama fikoxantin yang menutupi warna lainnya. Fikoxantin inilah yang menyebabkan alga itu terlihat berwarna pirang. Tingkat perkembangannya yang dapat bergerak berupa zoospora dan gamet, mempunyai dua bulu cambuk yang heterokon dan terdapat dibagian samping badannya yang berbentuk buah pir atau sekoci. Pada waktu bergerak, bulu cambuk yang panjang yang mempunyai rambut-rambut mengkilap menghadap ke muka dan yang pendek menghadap ke belakang.
3. Rhodophyceae
       Rhodophyceae berwarna merah sampai ungu, kadang-kadang juga lembayung atau pirang kemerah-merahan. Kromatofora berbentuk cakram atau suatu lembaran, mengandung klorofil a, dan karotenoid. Namun demikian warna itu tertutupi oleh zat warna merah yang mengadakan fluoresensi, yaitu fikoeritrin. Pada jenis-jenis tertentu terdapat fikosianin.

FIKOLOGI "ILMU TENTANG ALGA / GANGGANG

Fikologi  berasal dari bahasa Yunani Phykos yang berarti ganggang dan Logos yang berarti ilmu. Fikologi yaitu ilmu sains tentang alga. Sering juga disebut algology (dari kata alga, yang berarti ganggang), adalah subdisiplin botani yang mempelajari alga atau ganggang. Alga dan ganggang merupakan tumbuhan yang susunan tubuhnya eukariotik dan autotrof.
1.1 Karateristik Dan Habitat Alga
            Alga termasuk tumbuhan air karena pada umumnya hidup diair  dan mendapatkan air, oksigen, makanan, dan bantuan mekanis langsung dari medium sekitarnya. Dengan demikian, alga hanya membutuhkan sedikit diferensiasi anatomi pada daun, struktur untuk menancap pada substrat dan alat reproduksi, algae terdapat hampir di seluruh permukaan bumi, alga termasuk filum Thallophyta atau bertalus, tumbuhan bertalus karena anggota kelompok ini tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati, tumbuhan alga yang paling primitive memiliki pigmen hijau yaitu klorofil, bentuk dan ukuran yang beraneka ragam ada yang mikroskopis dan makroskopis bersel  banyak. Dalam perairan alga merupakan penyusun fitoplakton yang bias melayang-layang dalam air, melekat didasar perairan alga yang hidup melayang-layang disebut neustonik, yang hidup didasar disebut bentik.
            Masih ada dua istilah lagi bagi plankton, serta suatu organisme akuatik yang seluruh hidupnya bersifat plaktonik termasuk golongan  holoplakton, dan meroplakton adalah organisme akuatik yang yang hanya sebagian dari daur hidupnya bersifat plaktonik dan pada satadium dewasa hidup sebagai bentos atau nekton, beberapa mikroalga termasuk dalam golongan fitoplakton yaitu diatom dan dinoflagelata serta dinoflagelta ini berukuran kecil, hidup tunggal, jarang membentuk rantai, sama hanya dengandiatom, dinoflagelata berkembang baik melalui pembelahan. Beberapa dinoflagelata seperti noktiluka, mampu menghasilkan cahaya melalui proses bioluminesses, noticula terdapat dalam jumlah yang banyak, dapat menyebabkan jalur ombak yang terjadi akibat berputarnya baling-baling kapal, pecahan ombak dipantai tampak bercahaya dimalam hari.
I.2 Reproduksi Alga
Alga bereproduksi dengan dua cara, yaitu dengan seksual dan aseksual. Reproduksi secara aseksual terjadi melalui pembelahan sel, fragmentasi, dan pembentukan spora, sedangkan reproduksi secara seksual terjadi melalui isogamy dan oogami. Reproduksi dengan cara pembelahan sel menghasilkan dua sel anak yang masing-masing akan menjadi satu sel individu pada alga bersel tunggal. Sedangkan pada alga yang berbentuk koloni tanpa filament atau dengan filament bereproduksi dengan cara fragmentasi (terpecahnya koloni menjadi beberapa bagian).
Reproduksi seksual melibatkan peleburan dua gamet untuk membentuk zigot dan membentuk individu baru. Tipe isogami memiliki gamet berukuran sama besar dan sering dapat bergerak. Jika hasil peleburan gamet betina dengan jantan membentuk zigot yang mengalami dormansi, disebut zigospora. Pada tipe oogami, ukuran gametnya bervariasi. Jika zigot yang terbentuk tidak berkecambah, tetapi mengalami dormansi disebut oospora.
1.3 Manfaat Alga
a)     Alga laut sebagai sumber makanan
Kandungan bahan-bahan organik yang terdapat dalam alga merupakan sumber  mineral dan vitamin.Agrose merupakan jenis agar yang digunakan dalam percobaan dan penelitian dibidang bioteknologi dan mikrobiologi.
b)    Alga laut sebagai adsorben logam berat
Pemanfaatan sistem adsborsi untuk pengembilan logam-logam bearta dan perairan telah banyak dilakukan beberapa jenis spesies alga yang telah ditemukan mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk mengadsorpsi ion logam, baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk sel mati (biomassa). Dari hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa mekanisme pertukaran ion adalah yang lebih dominan, hal ni dimungkingkan karena adanya gugus aktif dari alga biomassa seperti karboksil, sulfat, sulfonat, dan amina yang akan berikatan dengan ion logam.
c)     Alga laut sebagai sumber senyawa bioktif
Alga hijau, alga merah atau alga coklat merupakan  member potensial, senyawa biokatif yang dapat bermanfaat bagi pengembangan industry farmasi,seperti antibakteri, industri agrokimia terutama anti-feedant,fungsida,dan herbisida dan berdasarkan proses biotesistensinya alga laut kaya akan senyawa turunan dai oksidasi asam lemak yang disebut oxylipin.
d)    Alga laut sebagai sumber senyawa alginat
Alginat merupakan konsttruen dari dinding sel pada alga yang banyak dijumpai pada alga cokelat senyawa ini merupakan dijumpai pada alga cokelat senyawanya merupakan heteropolisakarida hasil dari pembentukan rantai monomer dan asam manuronat dan asam glukuronat kandungan alginate dalam alga tergantung pada jenis alga nya, pemanfaat senyawa alginate didunia industry telah banyak dilakukan diantaranya natrium alginate didunia industri dimanfaatkan oleh industry tekstiluntuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas bahan industry, kalsium alginate juga banyak diguanakan sebagai bahan es.
e)     Alga laut sebagai pupuk organik
Dikarenakan kandungan kimiawi yang terdapat didalamnya merupakan nutrient yang sangat penting bagi semua mahluk hidup termasuk tumbuhan maka alga laut dapat dimanfatakan sebagai sumber alternative penganti pupuk pertanian,sintetik.
f)     Alga laut sebagai penghasil bioethanol dan biodiesel

Meskipun masih dalam tahap riset yang mendalam, potensi alga laut sebagai penghasil  bioethanol dan biodiesel sangat menjanjika laut sebagai penghasil bioethanol,dan biodiesel sangan menjanjikan dimassa mendatang, Negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang.

MENGENAL MORFOLOGI TUMBUHAN (AKAR DAN BATANG)

Morfologi Tumbuhan Akar Bagian-bagian akar secara morfologi, yaitu: Collum , bagian yang bersambu...